Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering

IbM Pompa Hydram (Hydraulic Ram) Desa Gunung Ronggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang Asmaranto, Runi; Widhiyanuriyawan, Denny; Anwar, M. Ruslin
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.534 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtp.2017.008.01.12

Abstract

ABSTRAKDesa Gunungronggo terletak di Kecamatan Tajinan dimana desa ini berjarak sekitar 15 KM arah timur Kota Malang. Wilayah ini berada di lereng Gunung Buring, secara topografi wilayah desa ini didominasi oleh perbukitan dengan kelerangan yang curam dengan curah hujan yang relatif tinggi sehingga punya potensi sumber air yang cukup besar dan terawat yaitu Sumber Jenon. Keberadaan debit mata air Sumber Jenon cukup besar sekitar 300 liter/detik, namun belum menjamin penduduk Desa Gunungronggo khususnya Dusun Argomulyo 2 dan Argomulyo 3 untuk mendapatkan air bersih dari Sumber Jenon, meskipun secara geografis letaknya berdekatan. Hal ini karena kondisi dilokasi dekat sumber, jauh dari jaringan utilitas listrik dan belum ada pengelola HIPPAM, sehingga hanya penduduk yang mampu secara ekonomi bisa mengambil air dengan menggunakan pompa secara individu dengan menarik kabel listrik membentang jauh yang cukup membahayakan.Salah satu solusi terhadap permasalahan yang ada di Dusun Argomulyo tersebut adalah membuat Pompa Hydram (hydraulic ram) untuk mengisi air ke tandon agar murah dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan. Keberadaan pompa hydram sangat diperlukan khususnya untuk mengatasi permasalahan air bersih pedesaan seperti Dusun Argomulyo Desa Gunung Ronggo Kecamatan Tajinan. Kondisi masyarakat yang tidak mampu sangat sulit untuk mengembangkan jenis pompa centrifugal atau pompa lain yang mengandalkan bahan bakar solar maupun listrik. Kesadaran masyarakat untuk menanggung biaya operasi dan pemeliharaan yang lebih mahal akan sulit untuk mengembangkan pengelolaan air bersih, sehingga pembangunan pompa hydram (hydraulic ram) ini menjadi solusi yang tepat.Pompa hydram yang sudah terbangun berjumlah 2 unit yang disebut sebagai twin hydram dimana masing-masing berkapasitas @15 liter/menit, namun karena kondisi kontur lokasi yang cukup datar sehingga kinerja pompa maksimal hanya sekitar @10 liter/menit. Peningkatan kapasitas pompa ini bisa dilakukan dengan menambah pipa drainasi berukuran 4” sepanjang 100 m ke arah hilir untuk membuang dengan cepat limpahan air yang terbuang dari pompa hydram sehingga tidak mengganggu kerja klep pompa yang terendam air. Kegiatan ini mendapatkan dukungan baik oleh warga maupun aparat desa, terbukti dalam pelaksanaannya beberapa item pekerjaan dilakukan secara gotong-royong. Kata Kunci : Hydraulic Ram, Katup Limbah, Pipa Drive, Pipa Delivery ABSTRACTThe village Gunungronggo is located in the Tajinan district where is about 15 kilometers east of Malang. The area is located on the slopes Buring, which consists of 1933 heads of families consisting of 8000 inhabitants. in the topography of the village is dominated by hills with steep slopes with relatively high rainfall that has the potential sources of water and is a Jenon Spring maintained.  The existence of eye discharge water source large enough Jenon about 300 liters/sec, but not guarantee the residents in the village of Gunungronggo particularly both Argomulyo 2 and Argomulyo 3 to get clean water from Jenon spring, although geographically adjacent. This is because the conditions in the location near the source, far from the utility grid electricity and no manager HIPPAM (Drinking Water Association business), so that only people who are economically able to take up water using a pump individually by pulling the power cord stretches far enough harm.One solution to the problems of water supply is built Hydram pumps (hydraulic ram) to fill water into the reservoir in order to cost in the implementation of the Operation and Maintenance. The existence hydrant pump is indispensable in addressing the problems of rural clean water as Hamlet Village of Mount Ronggo Argomulyo subdistrict Tajinan. The condition of poor people very hard to develop this type of centrifugal pump or other pumps that rely on diesel fuel and electricity. Public awareness to bear the costs of operation and maintenance of the more expensive it will be difficult to develop water management, so development hydram pump (hydraulic ram) became the appropriate solution. Keywords: Hydraulic Ram, Waste Valves, Pipes Drive, Pipe Delivery 
Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk Identifikasi Lahan Kritis dan Arahan Fungsi Lahan Daerah Aliran Sungai Sampean Asmaranto, Runi; Suhartanto, Ery; Permana, Bias Angga
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1579.333 KB)

Abstract

DAS Sampean merupakan daerah aliran sungai yang kondisi topografinya rata-rata sangat curam. Kondisi tata guna lahan yang sebagian besar sawah irigasi ini cukup memungkinkan terjadinya erosi. Apalagi tataguna lahan lainnya berupa ladang, semak dan sawah tadah hujan yang tanamannya merupakan tanaman berkedalaman akar rendah dan berperan besar dalam proses penyebab terjadinya kerusakan tanah, mempercepat laju erosi dan meningkatkan volume limpasan permukaan. Berdasarkan kondisi tersebut, studi ini mengkaji tingkat bahaya erosi yang terjadi saat ini pada tata guna lahan eksisting Das Sampean serta menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kemampuan lahan kawasannya dengan mempertimbangkan kondisi DAS Sampean.Metode yang digunakan dalam menghitung besarnya laju erosi adalah metode MUSLE dimana metode tersebut menggunakan pendekatan dari faktor limpasan permukaan. Pengolahan data-datanya menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) karena memudahkan dalam penganalisaan dan pengelompokan data. Dari hasil analisa diperoleh debit limpasan permukaan yang terjadi sebesar 247,967 m3/dt. Total Erosivitas Limpasan Permukaan yang terjadi adalah 48.129,73 m2/jam, hal ini memicu terjadinya laju erosi yang rata-ratanya mencapai 43.939,94 ton/ha/thn, atau identik dengan kehilangan tanah sebesar : 258,470 cm/thn. Besarnya laju erosi pada DAS Sampean ini mengakibatkan tingkat bahaya erosi sebesar 95,54% dari luas wilayahnya termasuk sangat berat. Sedangkan untuk tingkat bahaya erosi lainnya yaitu, berat : 2,72%, sedang : 1,02%, ringan :0,72%. Analisa kemampuan lahan didominasi kemampuan kelas VII (75,39%), yang merupakan daerah Pengembalaan Terbatas. Sedangkan ARLKT di DAS Sampean terdiri dari 3 (tiga)kawasan, yaitu Kawasan lindung (10,53%), Kawasan Penyangga (52,23%), Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan (37,23%).Kata – kata kunci: Sistem Informasi Geografis, Erosi, MUSLE ( Modified Universal Soil LossEquation), Daerah Aliran Sungai (DAS)
Aplikasi Model AVSWAT 2000 untuk Memprediksi Erosi, Sedimentasi dan Limpasan di DAS Sampean Asmaranto, Runi; Suhartanto, Ery; Yuanita, Mike
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.775 KB)

Abstract

DAS Sampean merupakan salah satu DAS yang memiliki kondisi kritis, dengan musim penghujan pada Bulan Desember - Maret. Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi DAS Sampean menjadi kritis adalah karena penggundulan hutan oleh masyarakat. Akibat kondisi DAS yang kritis tersebut, maka tingkat kekeringan dan banjir akan terus semakin bertambah apabila kondisi DAS tersebut tidak segera ditangani. Software AVSWAT 2000 adalah program yang berbasis SIG yang bekerja sebagai tambahan (Graphical User Interface) dalam software Arc View. Program AVSWAT 2000 dirancang khusus dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang ada dalam suatu DAS. Salah satu kemampuannya adalah untuk memprediksi erosi, sedimentasi dan limpasan yang ada pada DAS Sampean. Besarnya debit limpasan rata-rata pada DAS Sampean mulai tahun 1996 sampai dengan tahun 2005 sebesar 358,67 m3/dt, laju erosi rata –rata sebesar 303,98 ton/ha/th atau sekitar 25,33 mm/th dan sedimen sebesar416960,9 ton/th. Berdasarkan Indeks Bahaya Erosi, DAS Sampean memiliki Indeks Rendah sebesar 9,64% (11997,47 ha), Indeks Sedang sebesar 39,38% (48863,70 ha), Indeks Tinggi sebesar 3,16% (3929,83 ha), dan Indeks Sangat Tinggi sebesar 47,92%(59609,87 ha).Kata Kunci : DAS Sampean, Erosi, Sedimentasi dan Limpasan
PENENTUAN NILAI KONDUKTIVITAS HIDROLIK TANAH TIDAK JENUH MENGGUNAKAN UJI RESISTIVITAS DI LABORATORIUM Asmaranto, Runi; Aryani Soemitro, Ria Asih; Anwar, Nadjadji
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1742.173 KB)

Abstract

Electrical resistivity can be used to identify geotechnical parameters such as water content, liquid limit, plastic limit and unit weight. It is known that the hydraulic conductivity values can be predicted based on soil properties, so that should be determined through resistivity laboratory test. Some researchers explained that unsaturated soil hydraulic conductivity correlated with soil-water characteristic curve (SWCC), thus the estimated values of hydraulic conductivity using a resistivity test is very important to be developed by observing the behavior of the soil.This study examines changes in hydraulic conductivity of unsaturated soil based on laboratory resistivity test. The results are compared with Gardner (1958) and Campbel (1973) empirical methods. The results show that the unsaturated soil hydraulic conductivity correlates well with the empirical methods used.Keywords: soil-water characteristic curve, hydraulic conductivity, unsaturated soil, suction
Penggunaan Citra Aster Dalam Identifikasi Peruntukan Lahan Pada Sub Das Lesti (Kabupaten Malang) Wibowo, Leo Arbi; Sholichin, Mohammad; Rispiningtati, Rispiningtati; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1979.389 KB)

Abstract

The indicator impaired balance the hydrologic cycle in watershed was characterized by the number of occurrences of floods, landslides, droughts and pollution of water quality. Lesti sub-watershed was part watershed Brantas contained in the upstream sub-watershed is a priority and having problems against land degradation, erosion and landslides. A lot of effort can be done in order to restore the balance of the hydrological cycle in the watershed so that the quality and quantity of water resources are maintained, one of the efforts that can be done is by way of determination of critical areas which will be used as a reference for determining priority areas for the handling. This effort while increasing productivity, income and socio-economic conditions of the people in the uplands. In determining the criticality of land and conservation directives Lesti sub-watershed, needed some supporting data, one of the most important data is the data of land use. To get land use map in the sub-watershed Lesti, one way that can be used is to perform image interpretation ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer) obtained from TERRA satellite. The use of ASTER imagery in the identification of land use is feasible by using sub-system VNIR (Visible and Near-Infrared Radiometer), which has a spatial resolution up to 15 meters above the ground.Key words: Topography map, Watershed, ASTER image, Classification, Land Use Map.
MITIGASI BENCANA BANJIR AKIBAT KERUNTUHAN BENDUNGAN BERDASARKAN DAMBREAK ANALYSIS PADA BENDUNGAN BENEL DI KABUPATEN JEMBRANA Murdhianti, Ari; Juwono, Pitojo Tri; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.578 KB)

Abstract

Abstrak : Mitigasi bencana banjir akibat keruntuhan Bendungan Benel dimaksudkan untuk mengurangi dampak resiko bencana yang terjadi dari aspek teknis maupun non teknis. Analisa keruntuhan Bendungan Benel dilakukan dengan menggunakan program BOSS DAMBRK. Program BOSS DAMBRK yang digunakan dapat membuat hidrograf banjir, kedalaman banjir, kecepatan banjir serta peta daerah genangan banjir yang nantinya akan dijadikan acuan dalam merencanakan daerah evakuasi. Dari studi ini diperoleh hasil Bendungan Benel termasuk kategori bendungan dengan Tingkat Klasifikasi Bahaya 3 atau Klasifikasi Bahaya Agak Tinggi. Luas daerah genangan akibat banjir kedalaman 0 m~0,60 m adalah 664.507 ha, kedalaman 0,60~1,50 m adalah 1305.056 ha dan kedalaman >1,50 m adalah 2233.773 ha. Sistem mitigasi banjir yang dilaksanakan mencakup tiga tahap yaitu sebelum terjadi banjir, saat terjadi banjir dan setelah terjadi banjir. Kata Kunci :        Analisa Keruntuhan Bendungan, Bendungan Benel, mitigasi banjir, Program BOSS DAMBRK Abstract : Mitigation of floods due to the collapse of the Benel dam is intended to reduce the impact of disasters the risk of technical and non-technical aspects. Benel Dam collapse analysis were performed using the BOSS DAMBRK. BOSS DAMBRK program can create flood hydrograph, flood depth, speed of floods and flood inundation maps that will be used as a reference in planning the evacuation area. From this research, its known that the category Benel Dam is Level 3 of Hazard Classification Danger High Bit. The area of inundation depth of 0 m~0,60 m is 664 507 ha, depth 0,60 m~1,50 m is 1305,056 ha and a depth of >1.50 m is 2233,773 ha. System of flood mitigation undertaken includes three stages, before the flood, during and after the floods. Kata Kunci :        The collapse of the Benel dam, Benel dam, Mitigation of floods, BOSS DAMBRK program
STUDI EVALUASI DAN ANALISIS BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DI DAS NANGKA Rifai, Muhammad; Suhartanto, Ery; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1652.187 KB)

Abstract

Abstrak: Letusan gunung berapi membawa banyak material vulkanik mengikuti aliran sungai dan mengendap di sepanjang aliran sungai yang dilaluinya. Untuk mengendalikan aliran sedimen dan mengurangi resiko bencana di bagian hilir maka perlu dilakukan konservasi pada bagian  hulu sungai agar  aliran sedimen dapat dikendalikan. Dengan metode Universal Soil Losses Equation (USLE) menggunakan bantuan aplikasi ArcView GIS 3.3, besarnya volume sedimen di DAS Nangka yang dihasilkan oleh laju sedimen hasil erosi lahan adalah 2.179,36 m3. Sedangkan volume sedimen sekali banjir (Vec) yang dihasilkan oleh aliran sedimen debris berdasarkan kala ulang 50 adalah 452.007,95 m3. Volume sedimen total yang terjadi di DAS nangka adalah 454.187,30 m3. Karena Sub DAS Tibu Dalam berada diluar alur Sungai Nangka sehingga total sedimennya tinggal 388.325,40 m3.Bangunan pengendali sedimen eksisting (Sabodam Belanting) pada saat ini hanya mampu menangkap sedimen sebesar 195.434,48 m3, sehingga tingkat reduksi sedimen (Dumping Efficiency) saat ini adalah sebesar 50,33%, dengan demikian volume kelebihan sedimen (Ve) sebesar 192.890,92 m3 harus dikelola oleh sabo sistem di bagian hilirnya.Keseimbangan kuantitas sedimen terhadap alternatif rencana bangunan pengendali sedimen ini dilakukan dengan menghitung kapasitas alternatif lokasi titik dasar sabo (Sabo Basic Point) kemudian dikalkulasikan ke dalam skema transportasi volume produksi sedimen (sediment yeild) di DAS Nangka dengan Sabo Eksisting. Lokasi bangunan pengendali sedimen terpilih adalah alternatif 3 mampu mereduksi volume kelebihan sedimen (Ve) sebesar 84,48 % dari sedimen yang yang harus dikelola dan menekan sedimen ijin (Va) sampai 7.73 %. Kata kunci : Erosi, ArcView GIS, Debris, Sedimentasi, Konservasi. Abstract: Volcanic eruptions brought a lot of volcanic material settles along rivers and streams along its path. To control the flow of sediment and reduce the risk of disaster in the downstream it is necessary to conservation on the upstream side of the river so that the flow of sediment can be controlled. With the method of Universal Soil Losses Equation (USLE) using ArcView GIS 3.3, applicationsthe volume of sediment in the Nangka watershed generated by the rate of soil erosion is sediment results 2.179,36 m3/year.Whereas once the flood sediment volume (VEC) is generated by the flow of sediment debris by return periode 50 is 452,007.95 m3. So that the total sediment volume is known that occur in the Nangka watershed is 454.187,30 m3. Because Sub Watershed Tibu Dalam located outside Nangka river flow so that the total sediment stay 388.325,40 m3. Existing building sediment control(SabodamBelanting) is currently only able to capture sediment at 195,434.48 m3, so that the rate of reduction of sediment (Dumping Efficiency) currently amounts to 50.33%, thus the excess sediment volume (Ve) of 192,890.92 m3 should be managed by sabo system in the downstream.The balance quantity of sediment to alternative building plans sediment control is done by calculating the capacity of the alternative location of Sabo Basic Point then calculated into the transport scheme production volume of sediment (sediment yeild) in NangkaWatrsheed with Existing Sabo. The location chosen building sediment control is the third alternative capable of reducing excess sediment volume (Ve) amounted to 84.48% of the sediment that must be managed and pressing sediment permit (Va) to 7.73%.Keywords: Erosion, ArcView GIS, Debris, Sedimentation, Conservation
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI TERHADAP KETERSEDIAAN AIR IRIGASI DAN ARAHAN KONSERVASI PADA BENDUNG LAKITAN Trianto, Rio; Andawayant, Ussy; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.313 KB)

Abstract

Abstrak : Irigasi Lakitan berada di Provinsi Sumatera Selatan yang dipersiapkan untuk mendukung Program lumbung Pangan Nasional. Untuk menganalisis digunakan alat bantu yaitu AVSWAT 2000 dengan Tataguna Lahan Tahun 2007 dan Tahun 2012.  Erosi rerata tahun 2007 sebesar 12,06 ton/ha/thn dan Erosi rerata Tahun 2012 sebesar 12,13 ton/ha/thn. Sedimen inflow di Bendung Lakitan sebesar 353.691,98 m3/thn dan volume tampungan sedimen di Bendung Lakitan sebesar 19.196,43 m3 sehingga usia tampungan Bendung Lakitan akan penuh dalam waktu 5 tahun. Debit Inflow Tahun 2007 adalah sebesar 22,39 m3/dtk dan  26,06 m3/dtk pada Tahun 2012. Berdasarkan nilai tersebut volume sedimen berpengaruh terhadap degradasi ketersediaan air Bendung Lakitan. Untuk menanggulangi di Daerah Aliran Sungai Lakitan terutama pada Bendung Lakitan perlu dilakukan upaya Konservasi Vegetatif dan Konservasi Mekanik.Kata kunci: Bendung Lakitan, Erosi,  Sedimentasi dan AVSWAT 2000  Abstract : Lakitan irrigation is  in  South Sumatra Province which was prepared to support the National Food Program Barn. For  analyzing The AVSWAT 2000 with the land use of 2007 and 2012. The amount of average erosion in 2007 is about 12.06 tonnes/ha/yr and  in 2012 is 12.13 tonnes/ha/yr. The Lakitan Dam sediment inflow is about 353,691.98 m3/yr and the volume of sediment is 19196.43 m3, so the Lakitan Weir will be full within 5 years later. The discharge inflow of  2007 is 22.39 m3/sec and 26.06 m3/sec in 2012. Based on these values, the volume of sediment is affect to the degradation of water availability in Lakitan Weir. To solve the problem on Lakitan Watershed mainly in Lakitan Weir is needed the vegetative conservation and mechanical conservation.Keywords: Lakitan Weir, Erossion, Sedimentation and AVSWAT 2000
EFEKTIVITAS KEGIATAN PENGERUKAN SEDIMEN WADUK BILI-BILI DITINJAU DARI NILAI EKONOMI sejati, wahyu; Juwono, Pitojo Tri; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.713 KB)

Abstract

Abstrak : Waduk Bili-Bili direncanakan dengan usia guna efektif 50 tahun. Saat ini masih tersisa umur efektif 31 tahun berdasarkan kapasitas tampungan mati. Pada studi ini dilakukan beberapa analisis, yaitu analisis sedimentasi waduk, analisis penanganan sedimen, analisis manfaat ekonomi air waduk yang berupa manfaat dari air baku, PLTA, dan irigasi, analisis ekonomi serta analisis efektifitas kegiatan pengerukan berdasarkan empat simulasi alternatif waktu pengerukan sedimen dan peggunaan kapal keruk yang direncanakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa alternatif eksisting dapat meningkatkan usia guna 5 tahun menjadi 36 tahun, dengan nilai IRR 12,460 sedangkan alternatif 1 dapat meningkatan usia guna 6 tahun menjadi 37 tahun dengan nilai IRR 11,667, sedangkan alternatif 2 dapat meningkatkan usia guna 10 tahun menjadi 41 tahun dengan nilai IRR 9,836 sedangkan alternatif 3 dapat meningkatkan usia guna 15 tahun menjadi 46 tahun dengan nilai IRR sebesar 9,236%. Kata Kunci : Waduk Bili-Bili, Sedimentasi Waduk, Pengerukan Sedimen, Analisis Ekonomi. Abstract: Bili-Bili reservoirs was planned effective life design for 50 years. In this study made several analysis, that are the analysis of reservoir sedimentation, sediment handling, economic benefits of water reservoirs, benefits from hydropower, irrigation, and the effectiveness of dredging. The activities of dredging was planned simulation time and dredger addition. The analysis showed that the existing alternative can increase the life desgin of reservoir up to 5 years being 36 years and it’s have 12,460 IRR value , the first alternative can increase the useful life of reservoir up to 6 years being 37 years and it’s have 11,667 IRR value, the second alternative can increase the useful life of reservoir up to 10 years being 41 years and it’s have 9,836 IRR value, the third alternative can increase the useful life of reservoir up to 15 years being 46 years and it’s have 9,236 IRR value. Keywords: Bili-Bili Reservoir, Sedimentation of Reservoir, Dredging Sediment, Reservoir economic analysis.
Analisa Keruntuhan Bendungan Gondang Dengan Menggunakan Program Zhong Xing HY21 Aryadi, Eric Virgiawan; Juwono, Pitojo Tri; Priyantoro, Dwi; Asmaranto, Runi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2014.438 KB)

Abstract

Dam failure occured due to overtopping and piping. This can lead to rapid propagatioin of water flow so inundated the downstream of the dam. The purpose of this study was to analyze the various scenarios for the dam break. Dam Break Analysis conducted with Zhong Xing HY21 software. This study conducted the dam break analysis with overtopping and piping scenarios by insterting certain fracture parameters in order to obtain the outflow hydrograph.Gondang Dam Break greatest impact if experienced overtopping with Q Inflow 968,548 m /sec and produce Q Outflow 7671,57 m /sec. Result flood routing water level of the reservoir was located at an elevation of +40,593 (Gondang Dam Crest Elevation +42,00), so assumed the dam crest elevation of + 40,00. This flood could be trace Gondang River and flooded rice field and also the settlement area around ±73 km 2 . 3Keyword: Dam, Overtopping, Piping, Dam Break Analysis, ZhongXing HY21